Sebelum saya menceritakan mengenai Liechtenstein, saya mau bertanya, apakah kamu tahu apa itu Liechtenstein? Saya sendiri lupa kapan tahu mengenai Liechtenstein namun belum lama ini saya memantau Youtube channel Geography Now. Dalam Youtube channel tersebut, Barbie, host acara Geography Now, membahas sebuah negara satu per satu. Pada episode Liechtenstein, baru lah saya kembali teringat bahwa ada negara yang bernama Liechtenstein. Pantas namanya cukup asing, jadi Liechtenstein ini merupakan salah satu negara terkecil di dunia. Liechtenstein merupakan sebuah prinsipaliti, bisa ditebak sendiri, pemimpin negara-nya adalah seorang pangeran (prince).
Apa yang unik dari Liechtenstein ini? Di mana lokasinya? Salah satu fakta menarik mengenai Liechtenstein, negara kecil ini merupakan sebuah negara yang ‘double landlocked’. Salah satu negara lain di dunia yang double landlocked adalah Uzbekistan. Liechtenstein berbatasan langsung dengan Swiss di sebelah barat dan selatan serta Austria di sebelah timur dan utara.
Liechtenstein merupakan negara terkecil ke-empat di Eropa. Dengan hanya 37,877 penduduk, Liechtenstein memiliki luas wilayah sekitar 160 km2. Ibukota dari Liechtenstein adalah Vaduz, sementara kota terbesarnya adalah Schaan, meskipun hanya selisih sekitar 500 penduduk saja. Meskipun negara kecil, Liechtenstein merupakan salah satu negara dengan GDP per orang tertinggi di dunia. Mungkin mirip dengan negara tetangga kita yaitu Singapura, kecil-kecil cabe rawit.
Apakah sedikit fakta di atas membuat kamu ingin berkunjung ke Liechtenstein? Sebenarnya sih kalau dipikir-pikir, Liechtenstein terkesan membosankan. Alasan saya datang ke sana selain ingin cek ‘been there’ juga ingin membandingkan seberapa membosankannya Liechtenstein dibanding Swiss.
Bagaimana Cara ke Liechtenstein?
Lewat Swiss — Cara yang saya gunakan adalah melalui Swiss. Saya berangkat dari kota Jenewa pagi-pagi sekali. Sekitar pukul 7 pagi, saya naik kereta ke Zurich. Kemudian dilanjutkan dengan kereta dari Zurich ke Sargans. Total perjalanan dari Geneva – Zurich – Sargans adalah sekitar 4 jam. Kemudian dari Sargans, kamu harus melanjutkan perjalanan menuju Vaduz (Post) dengan bus nomor 11 selama 30 menit.
Lewat Austria — Cara lainnya adalah lewat Feldkirch, Austria. Dari Feldkirch Bahnhof (stasiun), kamu bisa naik bus nomor 13 atau 11 menuju Vaduz (post) selama 44 menit. Kalau saya kemarin, masuk lewat Sargans, kemudian keluar Liechtenstein melalui Feldkirch. Saya cukup menyarankan kamu untuk menengok Feldkirch, Austria, kotanya kecil namun cukup menawan.
Ada Apa di Liechtenstein?
Keuntungan dari micro-state adalah kamu bisa menjelajahi hampir seluruh negara ini hanya dalam waktu satu hari. Untuk mengenal Liechtenstein, kamu bisa memulai penjelajahan di Vaduz, ibukota di negara terkecil ke-6 di dunia ini.
Schloss Vaduz
Dalam bahasa Inggris berarti Vaduz Castle, merupakan kediaman dari keluarga kerajaan. Kastil ini berada di puncak bukit di atas kota Vaduz. Sangatlah mudah dicapai, waktu itu saya cukup berjalan kaki dari tempat pemberhentian bus di Vaduz. Sayangnya kastil ini tidak dibuka untuk umum namun kamu bisa berkunjung ke daerah sekitarnya dan berfoto di pinggir jalan layaknya rakyat jelata. Selain itu, pemandangannya cukup bagus di sepanjang jalur ‘pendakian’ ke kastil ini.
Museum Seni KunstMuseum
Ada satu jalan utama di Vaduz bernama Städtle, jalan ini menjadi pusat wisata untuk para pelancong di Vaduz. Salah satu museum yang bisa kamu kunjungi adalah Museum Seni KunstMuseum. Pasti akan susah untuk melewati museum ini karena bangunan dari museum ini adalah ‘satu-satu’nya bangunan yang cukup modern di Vaduz. Bentuknya kubus, hitam, kurang artsy apa coba? Berhubung saya malas bayar, jadi gak masuk.
Museum de Sellos
Buat kamu yang nge-fans sama perangkos, maka museum ini menjadi pemberhentian yang menarik. Dibuka pada tahun 1930, museum ini menyimpan berbagai macam benda pos bersejarah. Mereka juga menjual koleksi perangko loh, ketika saya intip harganya, lumayan juga..
Cap Paspor Liechtenstein
Liechtenstein sendiri berada di dalam wilayah Schengen. Artinya, kamu tidak membutuhkan visa jika kamu memang sudah berada di kawasan Schengen. Selain itu, Liechtenstein juga melakukan open border dengan negara tetangganya, Swiss dan Austria, jadi tak ada pos imigrasi yang akan memberikan cap paspor Liechtenstein. Namun.. hal ini dijadikan bisnis lucu-lucuan bagi kantor pariwisata Liechtenstein yang berada di Vaduz. Kamu bisa mendapatkan cap paspor Liechtenstein dengan membayar sekitar 3 Euro. Saya sudah niatkan diri mau dapat cap paspor Liechtenstein ini. Kemudian saya mampir ke Tourism Office nya di Städtle. Sambil mencari-cari dimana infonya karena takut salah, ketemu lah infonya di atas meja resepsionis. Ketika saya lihat contoh cap-nya, saya cukup kecewa. Bayar 3 Euro dengan cap seperti itu, ada tulisan ‘Tourist Office’ pula. Alhasil saya urungkan niat untuk mendapatkan stempel paspor Liechtenstein.
Lalu.. apa lagi ya yang ada di Liechtenstein?
Sebenarnya Liechtenstein ini punya pegunungan juga, meskipun negaranya kecil banget. Di musim dingin, warlok (warga lokal) maupun turis mampir ke Liechtenstein untuk main ski dan salju. Mungkin cukup direkomendasikan kalau kamu mau mampir pas musim dingin.
Selain itu, kalau kamu seperti saya yang lebih suka melihat-lihat, saya sarankan untuk berjalan kaki dari Vaduz ke Schaan (kota terbesar di Liechtenstein, yang meskipun gak terlalu beda jauh ya). Ada juga bus yang seliweran, tarifnya sekitar 3 franc.
Ada tempat makan yang recommended gak?
Berhubung saya juga iseng-iseng ya pas ke Liechtenstein, jadi saya cukup mengirit. Kalau kamu juga mau mengirit, kamu bisa mampir ke Coop, supermarket langganan saya di Swiss. Meskipun tokonya tak sebesar di Geneva namun Coop di sini cukup lengkap. Memang sih, kebanyakan adalah makanan dingin, misalnya pasta dan sandwich.
Perjalanan saya di Liechtenstein ini kurang lebih hanya memakan waktu sekitar 3-4 jam saja. Saya memilih untuk keluar melalui Feldkirch, Austria, yang menurut saya cukup direkomendasikan jika kamu sedang mampir di Liechtenstein.
FEBRY! Lama nggak ngobrol, eh tahu-tahu udah keliling Eropa aja (sementara gue masih di sini-sini aja, hahaha). Ganti hosting kah?
Gue udah tahu Liechtenstein (juga San Marino, Andorra, dan Malta) dari sejak di bangku sekolah, lupa SMP atau SMA. Saat itu gue membabat habis Ensiklopedia Negara dan Bangsa. Jadi, ada masa-masa di mana gue hafal seluruh nama negara dan beberapa ibukotanya, hahaha. Tertarik ke Liechtenstein demi membunuh rasa penasaran, “Kayak gimana sih tinggal di negara out of radar kayak gini?”
Hai Nugi… Iya udah lama ya! Ini udah gak pake WordPress hosting, jadi semua following dan follower mulai dari awal lagi. Terus sempet setahun komen di sini gak bisa, entah kenapa, jadinya agak sepi karena diganti komen FB yang sekarang gue apus. 🙁
Cobain gih ke Liechtenstein. Membosankan sih, tapi ya sekedar menapakkan kaki, gak apa-apa lah.