Lompat ke konten

Jalan-jalan ke Geneva, Worth It Gak Sih?

Jalan-jalan ke Geneva di Swiss ini memang agak membuat kamu bertanya “worth it gak sih?”. Kebetulan musim panas tahun 2018 ini saya habiskan di salah satu kota termahal di Eropa, bahkan dunia. Seberapa mahal sih? Ada apa aja di Geneva? Saya coba ceritakan sedikit ya..

Jet D’eau, ikon kota Geneva.

Pertama kali datang ke kota ini pada bulan Mei 2018 kemudian saya balik lagi untuk belajar Bahasa Perancis dari bulan Juli sampai Agustus. Buat saya yang baru pertama kali ke Eropa, menurut saya Geneva di akhir musim semi sangatlah berkesan karena ada danau dan sungai dengan air sebening kaca. Selain itu, di sekeliling Geneva juga ada pegunungan, baik Mount Salève maupun jajaran pegunungan Alpen di kejauhan. Namun terlepas dari alam, apakah ada yang lain yang bisa dinikmati dari Geneva?

Geneva itu worth it untuk..

Jet D’eau, Danau Jenewa, dan Gunung Saleve.

Alam — Oke, seperti yang saya jelaskan di atas. Menurut saya Geneva itu worth it untuk destinasi alam dan petualang. Sebenarnya bukan kotanya, namun di sekelilingnya ya. Jadi Geneva bisa menjadi pintu gerbang menuju destinasi petualangan. Salah satu yang populer adalah Chamonix di sekitar Mount Blanc. Sebenarnya Chamonix sendiri ada di negara Perancis namun biasanya orang-orang ke Geneva untuk transit dan sekalian melihat-lhat kota Geneva. Selain pegunungan, tentu Lake Geneva atau Lac Leman akan menjadi highlight perjalanan kamu ke Geneva.

Sejarah  — Buat kamu yang memang history geek, saat jalan-jalan ke Geneva, coba deh main ke museum bawah tanah di St. Pierre Cathedral. Saya sendiri kaget ketika berkunjung ke sana dan menemukan bahwa ada museum bawah tanah. Jadi katedral ini dibangun di atas kota tua yang ternyata cukup luas loh! Dan.. Kota Geneva sendiri sebenarnya sangat tua. Kamu bisa menelusuri jejak sejarahnya mulai dari abad ke-2 masehi!

Vineyard di Satigny, selatan Geneva.

Wine  — Kalau kamu pecinta wine, Geneva bisa menjadi pintu gerbang menuju Swiss Wine Country. Waktu ke Geneva pada akhir bulan Mei 2018, ternyata secara kebetulan ada acara Cave Ouvert atau Open Cellar. Jadi di bagian selatan Geneva, ada perkebunan anggur yang tentunya memiki winery. Nah mereka ini buka gudang wine mereka untuk kemudian menawarkan wine tasting secara gratis ke masyarakat umum. Kamu hanya perlu bermodalkan CHF 10 untuk membeli gelas wine yang juga merupakan tiket masuk. Jadi kamu bawa-bawa deh tuh gelas wine keliling desa perkebunan anggur dan icip-icip wine sesuka kamu. Acara ini diadakan setiap tahunnya di hari Sabtu terakhir di bulan Mei. Untuk informasi lebih lanjut bisa akses website kota Geneva.

Lalu apa saja yang gak worth it di Geneva?

Kuliner  — Ini menjadi alasan pertama untuk tidak jalan-jalan ke Geneva dengan alasan ingin makan enak. Sebagai orang Indonesia, tentu kita suka dengan makanan dengan cita rasa yang kuat, hal ini tak bisa kamu dapatkan di Geneva. Mayoritas restoran di Geneva adalah restoran Italia. Menurut saya, untuk rasa, gak ada spesial-spesialnya. Jujur kamu lebih baik beli bahan-bahan di supermarket, ada banyak pasta-pasta handmade yang dijual di supermarket dengan kualitas bagus dan harga yang jauh lebih terjangkau. Untuk urusan rasa, akan sama aja kok dengan yang ada di restoran. Selain itu, mungkin kamu bisa coba Swiss Cheese atau Chocolate Fondue, ya coba sekali aja kalau memang kamu penasaran. Buat saya yang tak terlalu suka keju di Eropa (karena bau dan rasanya sangat kuat), saya kurang tertarik dengan cheese fondue. Harga-harga di Geneva sangatlah mahal. Jika kamu makan di restoran biasa, satu plat du jour itu mulai dari CHF 25. Alternatifnya, coba belanja makanan di supermarket, sama-sama enak kok. Atau kalau males, ya makan kebab, hanya CHF 10 biasaya.

Belanja — Ini berlaku kalau kamu ingin belanja-belanja murah ya.. gak ada tuh tempat belanja murah di Geneva. Mungkin memang Geneva ini memiliki pajak pembelian yang rendah namun menurut saya pilihan barang baik fashion maupun elektroniknya sangat terbatas dan mahal. Kecuali kalau kamu memang berniat untuk belanja barang-barang hi-end. Ada buanyak banget toko-toko barang-barang merah, seperti Prada, Patek Philippe, Gucci, Bulgari, Rolex, dan lain lain. Kadang tokonya juga ditutup untuk personal shopping para keluarga kerajaan negeri timur tengah.

Sightseeing — Buat kamu yang suka jalan-jalan dengan hanya melihat-lihat saja seperti saya ini, menurut saya Geneva ini tak worth it untuk didatangi. Kotanya sendiri kecil ya, begitu juga dengan kota tuanya. Bangunannya sih cantik tapi tak begitu wow. Kalau kamu mau mampir untuk jalan-jalan, ya day trip aja cukup, gak perlu menginap haha Coba deh ke Amsterdam atau Bordeaux, ada lebih banyak bangunan menarik untuk dilihat-lihat di sana.

Kesimpulannya..

Jadi bisa kamu simpulkan sendiri sebenarnya. Balikin lagi ke alasan jalan-jalan kamu. Kalau kamu hanya penasaran dan tetap ingin datang, ya silakan jalan-jalan ke Geneva, asal siapkan uang yang banyak ya.. Jalan-jalan ke Geneva ini asyik di musim semi hingga gugur karena katanya musim dinginnya ini suka mendung dan gelap, jadi kurang bagus di foto. Sangat direkomendasikan untuk jalan-jalan ke Geneva di musim panas karena kamu bisa berenang di Rhone River yang bening seperti pantai di timur Indonesia.

Untuk budget jalan-jalan ke Geneva sendiri, kalau kamu ingin menginap di hotel, ya minimal CHF 150 per malam. Untuk makan, kalau kamu mau manja, siapkan CHF 50 untuk sekali makan di restoran. Transportasi umum di Geneva ini untungnya bisa gratis kalau kamu menginap di hotel, mereka akan kasih kamu transport card gratis selama masa menginap kamu di Geneva.

Jadi, apakah kamu masih ingin tetap jalan-jalan ke Geneva?

Oh iya! Ada kantor besar UN juga loh di Geneva.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.