Lompat ke konten

Pagi Syahdu di Bawah Pohon Bodhi

Jaya Sri Maha Bodhi atau Pohon Suci Bodhi di Mahamewna Garden, Anuradhapura, Sri Lanka, merupakan salah satu tempat peribadatan dan ziarah yang penting bagi umat Buddha. Dibilang bahwa pohon ini merupakan batang sebelah kanan dari Sri Maha Bodhi bersejarah di Buddha Gaya, India. Kenapa Sri Maha Bodhi ini spesial? Jadi di bawah pohon ini lah Sang Buddha mendapatkan ilham atau ‘enlightenment’. Pohon ini ditanam pada tahun 249 SM. Ngalah-ngalahin kakek buyut kita, kan? Dan pohon ini disebut-sebut sabagai pohon tertua yang ditanam oleh manusia. Kini pohon sakral ini merupakan peninggalan umat Buddha di Sri Lanka dan di seluruh dunia.

Pagi itu merupakan hari terakhir saya di Anuradhapura. Kota suci dan lama menjadi pusat kekuasaan di Ceylon. Untuk menutup perjalanan di Anuradhapura menjadi lebih sakral, ada baiknya saya menuntaskan misi untuk mengunjungi Jaya Sri Maha Bodhi.

Setelah hari sebelumnya rencana untuk berkunjung ke sini gagal karena kelelahan setelah berkeliling The Sacred City dengan naik sepeda, akhirnya saya punya kesempatan untuk berkunjung ke Jaya Sri Maha Bodhi.

Dari Swashti Holiday Resort, saya dan teman jalan, Alan, naik bajaj dengan tarif hanya 250 rupee (setara Rp 25.000). Perjalanannya tak lama, hanya 15 menit. Udara masih sangat segar karena kami berangkat sekitar jam 7 pagi.

Suasana pelataran sebelum pintu gerbang

Seorang biksu yang hendak masuk

Persembahan berupa buah-buahan

Meskipun tergolong datang pagi, tapi sudah banyak orang yang berdatangan. Kuil ini memang dibuka sedari matahari terbit. Kebanyakan yang datang adalah warga lokal yang memakai pakaian putih-putih. Jadi kalau gak mau salah kostum, kamu juga boleh ikutan ber-dresscode putih-putih.

Seperti kebanyakan kuil di Sri Lanka, kita harus melepas alas kaki dan tidak boleh mengenakan topi atau penutup kepala. Meskipun kata Lonely Planet ada biaya masuk yaitu 100 rupee, tapi saya tak dimintai biaya apapun di depan pintu masuk. Tapi bagi kamu yang mau berdonasi, boleh banget!

Meskipun ramai oleh pengunjung, dari beragam usia, suasana di Jaya Sri Maha Bodhi pada pagi itu sangatlah syahdu. Sesekali terdengar suara lonceng dibunyikan. Untaian ayat terus terdengar. Setiap orang seolah menginjak tanah dengan sangat halus dan pelan-pelan sekali. Semuanya menyatu dalam kekusyukan. Tenggelam dalam suasana syahdu di bawah pepohonan rindang yang sakral.

Suasana sakral mulai terasa
Tak peduli kotor, semuanya berdoa dengan khidmad
Bagi yang sibuk di bawah salah satu pohon tertua di bumi
Segala usia datang untuk berdoa
Tak lupa meminta restu dari sang biksu

Komplek kuil ini tak terlalu besar. Seharusnya jika Anda hanya ingin lihat-lihat, tak perlu waktu yang lama, mungkin cukup 20 menit saja. Tapi berhubung pencahayaan sedang bagus dan banyak tempat menarik untuk diamati, saya jadi tenggelam dalam suasana dan tak terasa hampir satu jam di sana.

Ada satu ruang khusus di mana terdapat patung Buddha yang sangat besar, di sana banyak orang berdoa dan meletakkan dupa. Selain itu juga ada banyak tempat untuk meletakkan persembahan seperti buah-buahan dan dupa di sekeliling bangunan utama.

Pohon yang telalu tua, banyak batang yang disanggah oleh tiang emas

Di atas bangunan utama, ternyata tersimpan pohon Bodhi sakral yang sudah berabad-abad umurnya. Pada batangnya yang sudah doyong, disanggah dengan tiang emas. Di tengahnya ada tempat khusus yang tak sembarang orang bisa masuk.

Sering saya berhenti memotret dan lebih terhanyut dalam suasana sakral ini. Ada kedamaian tersendiri. Sayang untuk dilewatkan. Dan toh, saya ke Sri Lanka ini memang untuk melupakan diri dari kebisingan hari-hari, kan?

Suasana di dalam aula, di bawah teras pohon Bodhi yang sakral

Pada abad ke-3 SM, pohon ini dibawa ke Sri Lanka oleh Sangamitta, anak dari Kaisar Asoka dan pendiri dari orde biarawan (Bhikkuni) di Sri Lanka. Kemudian pada tahun 288 SM, pohon ini ditanamkan oleh Raja Devanampiya Tissa pada teras setinggi 6,5 meter di atas lahan Taman Mahamevnawa di Anuradhapura. Di sini juga pernah ada tragedi di mana ada pembantaian para biksu oleh gerakan Macan Tamil pada tahun 1985. Meskipun begitu, tempat ini tetap menjadi pusat kedamaian dan sumber ilham bagi banyak umat Buddha.

Setelah puas mengambil energi ketenangan di tempat ini, kami kembali ke hotel untuk berberes dan berangkat ke Kandy. Kota pertama di Sri Lanka telah tuntas, kami sangat tak sabar untuk menuju perhentian kedua. Ada banyak hal baik yang orang ceritakan tentang Kandy.

3 tanggapan pada “Pagi Syahdu di Bawah Pohon Bodhi”

  1. Pingback: Jalan-jalan ke Sri Lanka? Ini Persiapannya! – My Blog

  2. Pingback: Jalan-jalan ke Sri Lanka? Ini Persiapannya! – TRIP TO TRIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.