Transit di Seoul? Saya sangat merekomendasikannya. Apa lagi ada fasilitas bebas visa Korea Selatan bagi pemegang paspor Indonesia yang sedang bepergian ke (dan punya visa) Amerika Serikat, Kanada, Australia, atau New Zealand. Mudik tahun 2017 ini, saya nyobain transit di Seoul selama 20 jam. Kira-kira itinerary jalan-jalan di Seoul selama seharian ini seperti apa ya? Yuk simak!
Akhirnya saya ngerasain juga yang namanya mudik. Sebelum-sebelumnya sih mudik juga, namun mudik ke rumah nenek. Kali ini, saya beneran mudik ke kampung saya, yaitu Jakarta. Dari Seattle, saya memutuskan untuk transit di Seoul, Korea Selatan. Kebetulan nemu penerbangan yang lumayan terjangkau dan mengizinkan saya untuk transit selama kurang lebih seharian. Persiapan untuk jalan-jalan di Seoul kali ini memang tak terlalu matang. Saya berhasil mengumpulkan beberapa nama tempat yang ingin saya datangi, berkat bantuan internet dan teman yang sering mondar-mandir ke sana.
Pukul 16.00: Tiba di Incheon International Airport
Penerbangan saya dengan Delta Airlines berjalan mulus. Dengan total penerbangan sekitar 11 jam, saya sudah gak sabar untuk berjalan di darat. Setelah tiba di bandara, saya tak membuang waktu. Berkat informasi yang saya kumpulkan, akhirnya bisa juga lolos imigrasi Korea Selatan tanpa visa.
Hal pertama yang mesti kamu lakukan adalah membeli T-Money. Kartu ini sangat berguna untuk bertransaksi selama di Korea. Selain itu, tujuan utamanya adalah memberi kemudahan bagi kamu untuk bepergian dengan kereta-nya. Tinggal tempelkan tanpa repot membeli tiket setiap kali ingin pergi.
Harga T-Money yaitu 4000 Won (tanpa saldo, hanya kartu). Kemudian kamu harus mengisi saldonya. Biar aman, untuk 20 jam di Korea, saya membeli saldo 20.000 Won. T-Money bisa dibeli di banyak gerai di airport, salah satunya adalah toko buku atau mini-market.
Pukul 17.00: Menuju Penginapan di Seoul I Guesthouse
Penginapan saya terletak di dekat Stasiun Hongik University, salah satu kawasan anak muda-nya Seoul. Untuk menuju stasiun tersebut sangatlah mudah. Cukup mengambil satu kali kereta saja. Dalam waktu 1 jam, kamu sampai di Hongik University Station.
Saya menemui Seoul I Guesthouse di Booking.com. Penginapan yang satu ini sangatlah terjangkau. Saya pesan kamar private dengan AC dan kamar mandi dalam, hanya 35.000 Won. Hanya ada satu keluhan saya, awalnya saya memilih kamar pribadi dibanding kamar dormitory adalah karena saya bawa koper dan saya butuh privasi dan keamanan. Sayangnya kamar yang saya dapat waktu itu pintunya rusak, jadi tidak bisa dikunci. Untungnya, untuk masuk ke dalam bangunan tersebut, kita mesti memiliki password. Keamanan gedung cukup terjaga. Jadi tidak ada kejadian yang tidak diinginkan.
Pukul 19.00: Jalan-jalan sore ke Bukchon
Berhubung musim panas, matahari terbenam agak malam. Jam 7 malam masih cukup terang dan ini kesempatan saya untuk mengejar waktu eksploring ke tempat-tempat yang scenic. Dari Hongik Uni. Station ke Bukchon cukup mudah. Stasiun terdekat Bukchon adalah Anguk Station. Cukup sekali transit dan hanya memakan waktu sekitar 20 menit.
Dari Anguk, saya tak punya arahan. Hanya berjalan mengikuti rambu-rambu jalan. Kebetulan terlihat papan jalan menuju Geongbokgung Palace. Sambil berjalan santai, saya mengikuti jalan-jalan di Bukchon. Ada banyak kafe dan toko-toko. Nampaknya inilah salah satu distrik otentik Korea. Saya agak kurang yakin juga karena ketika berkunjung ke sana, suasananya sepi banget.
Ketika sampai di pintu gerbang Geongbokgung, sayangnya hari sudah mulai gelap dan suasana sudah sangat sepi. Saya berasumsi kalau istana tersebut sudah tutup. Lalu saya kembali berjalan kaki menuju Bukchon-ro-5-gil. Ada banyak kafe lucu, membuat saya ingat Bandung. Kamu bisa mampir di sana sambil mencicipi ice cream atau dessert yang cocok di musim panas.
Sebelum beranjak dari Bukchon, saya sibuk mencari tempat makan. Masuk-masuk ke gang kecil, akhirnya saya mencoba mie soba dingin khas musim panas di Seoul. Saya tak tau nama restoran ataupun menunya. Porsi makanan tersebut cukup banyak untuk harga 7500 won. Pemilik restorannya sempat mengajak ngobrol saya dan dia bercerita kalau dia baru saja balik dari Jakarta untuk bermain golf.
Pukul 21.00: Melihat ‘spaceship’ di Dongdaemun Design Plaza (DDP)
Sebenarnya tujuan saya ke Seoul cuma satu, yaitu untuk mampir ke DDP. hahaha Meskipun sudah kecapekan gara-gara terbang selama 11 jam dan belum mendapatkan tidur yang baik, saya bela-belain ke DDP. Akses ke DDP sangatlah mudah, selain itu satu jalur menuju Hongik University, jadi saya tak perlu khawatir soal jalur pulang.
Begitu keluar Stasiun Dongdaemun, saya langsung dipertemukan dengan pemandangan yang surreal tersebut. Bangunan khas arsitektur Zaha Hadid ini berdiri dengan cantiknya, layaknya kapal luar angkasa. Rasanya saya gak perlu jelasin lagi kenapa saya ngefans sama bangunan ini. Lihat aja foto-fotonya ya!
Pukul 22.00: Balik ke penginapan
Sebenarnya masih sore untuk ukuran Seoul, tapi apa mau dikata, badan sudah gak sanggup. Lagi pula cita-cita saya untuk melihat Dongdaemun Design Plaza sudah kesampean. Kegiatan transit di Seoul ini penting banget diisi dengan istirahat yang cukup ya!
Pukul 8.00: Jalan-jalan pagi ke Cheonggyecheon
Sebenernya kalau bisa jalan lebih pagi lagi karena di musim panas begini, jam 8 saja sudah terik banget. Dari tempat saya menginap menuju Cheonggyecheon, hanya satu kali kereta saja. Dari stasiun, menuju Cheonggyecheon saya mesti jalan kaki sekitar 10 menit.
Ketika tiba di Cheonggyecheon yang sudah saya tanda Google Maps, kok tidak sesuai dengan harapan saya ya? Haha mungkin saya harus eksplor lebih jauh, tapi terik musim panas Seoul membuat saya enggan untuk melanjutkan petualangan ini. Belum lagi hari semakin siang dan saya harus packing kembali.
Pukul 10.00: Kembali ke penginapan
Saya punya waktu satu jam untuk mandi, packing, dan checkout. Setelah checkout, saya bisa menitipkan koper saya di hostel dan ambil kembali jika ingin menuju ke airport. Kebetulan dekat stasiun dengan jalur akses langsung menuju Incheon Airport.
Pukul 11.00: Mencari Bimbimbap & Es Krim
Saya suka banget Bimbimpap dan berambisi untuk mencobanya di negerinya langsung. Setelah tanya mbak hostel, dia memberitahukan lokasi tempatnya. Berhubung lokasi tersebut ramai banget dan saya sudah habis tenaga, akhirnya saya coba apa saja yang saya temukan. Lumayan.. nemu Bimbimbap fish roe kimchi.
Setelah itu, saya berangkat lagi ke Stasiun Sangsu untuk mencari tempat gelato yang direkomendasikan oleh seorang teman. Ketika tiba, waktu belum menunjukkan jam 12 (jam buka toko). Akhirnya saya jalan-jalan di sekitar kawasan tersebut. Ternyata kawasan Stasiun Sangsu ini cukup gaul dengan banyak pilihan tempat nongkrong khas anak muda. Setelah waktu menunjukkan pukul 12.00, saya kembali ke FELL + COLE Ice Cream dan ternyata.. tempatnya memang tutup! Apes banget udah jauh-jauh ke sini ternyata tutup.
Untungnya di dekat situ, ada tempat gelato, namanya Carlo’s Gelateria. Rasanya enak dan pas untuk mengobati panasnya Seoul di bulan Juni.
Pukul 13.00: Kembali menuju Incheon International Airport
Setelah mengambil koper yang saya titipkan di Soeul I Guesthouse, saya langsung tancap gas menuju airport dari Hongik University Station. Kebetulan penerbangan saya nanti sekitar pukul 3.30 dan saya akan tiba di airport sekitar pukul 2.
Rencana berjalan mulus. Berkat self checkin, saya bisa menghindari antrean checkin counter Korean Air yang puanjaang banget.
20 jam transit di Seoul memang tidak cukup untuk mengenal ibukota Korea Selatan ini. Saya mau sih balik lagi ke Korea Selatan. Mengeksplor Seoul lebih dalam lagi dan tentunya mampir ke kota-kota lain di Korea Selatan. Tapi buat kamu yang mau transit di Seoul, kenapa gak coba cara saya ini? Atau kamu punya pengalaman dan tips transit di Seoul lainnya? Yuk share!
Singkat dan berisi!! <3
Berkat dirimu Yuna.. makasih banyak yaaa
Wow seru sekali, ditunggu perjalanan selanjutnya.
Ketemu karakter Brown & Cony ke Line friends flagship store di Itaewon Seoul itu menarik.
Wah sayangnya gak sempat ke Line Store di sana.. Mungkin lain kali bisa mampir 😀 makasih ya rekomendasinya!