Lompat ke konten

Holi Festival di Kota Paling ‘Holy’

Tujuan utama saya ke India selain untuk melihat salah satu dari 7 Keajaiban Dunia adalah untuk merayakan Holi Festival. Kalau ada yang belum tahu apa itu Holi Festival, nah inilah dia festival lempar bubuk warna untuk merayakan datangnya musim semi. “Oh.. Holi Festival itu yang seperti acara Color Run di Jakarta itu?” .. Nah.. ya seperti itu, tapi acara lari Color Run lah yang mengikuti konsep lempar-lemparan bubuk warna tersebut. Bermodalkan informasi di internet, akhirnya saya dan kedua teman jalan (Adjuy & Andre) memutuskan untuk ber-holi-holi-an di Kota Vrindavan, Mathura, Uttarpradesh.

Sebenarnya, berita mengenai penyelenggaraan Holi Festival sendiri agak simpang siur. Pada umumnya, Holi Festival dirayakan dalam satu hari penuh, mayoritas di kota-kota di India bagian utara. Tanggal Holi Festival sendiri berbeda setiap tahunnya, jadi harap selalu cek kalau mau merencanakan ikut festival keren ini.

Berdasarkan informasi yang didapat, ada beberapa tempat seru untuk menyelenggarakan Holi Festival, seperti Vrindavan, Mathura, Delhi, dan Varanasi. Bentuk holi festivalnya sendiri berbeda-beda loh, kalau yang umum itu lempar-lempar bubuk warna, ada juga yang acara perempuan gebuk-gebukin para prianya di Barsana (dekat Mathura), ada yang dengan gajah di Jaipur, ada juga yang konser musik seperti di Delhi. Saya sih.. pilih yang otentik tapi paling heboh aja yaitu di Vrindavan. Kenapa Vrindavan? Katanya sih karena ini kota suci, tempat kelahirannya Dewa Khrisna.

Kota Vrindavan sendiri adalah kota kecil. Untuk mencapai kota ini, kita bisa naik kereta dari Delhi ke Mathura (2 jam) atau Agra ke Mathura (30 menit). Selanjutnya naik oto-rickshaw selama 30 menit.

Setelah tragedi drama-dramaan dengan Delhi dan Vrindavan saat malam, akhirnya kami terbangun pagi hari dengan badan cekot-cekot. “Eh lo mandi gak?” tanya saya ke Andre dan Adjuy. “Ah ngapain entar juga kotor-kotor lagi”. Kata Adjuy. Ada benarnya.. lagi pula, udara bulan Maret waktu itu masih agak-agak winter, dingin saat pagi. Belum lagi penginapan tak ada air hangat.

Lebih spesifik, kami ingin ikut keriuhan di Bankey Bihari Temple. Tempat ini adalah pusat diadakannya Holi Festival di Vrindavan. Tapi bagaimana kami bisa ke tempat itu kalau kami saja gak tahu sedang ada di mana?

Seperti mau pergi solat Jumat tapi gak tau di mana masjidnya, akhirnya kami mengikuti kerumunan orang-orang. Di pinggir jalan pagi itu, sekitar pukul 9, sudah ramai orang menggelar lapak bubuk warna-warni. Berhubung kami gak punya duit (belum nukerin ke rupee dan abis dirampas penginapan) akhirnya kami nebeng-nebeng saja bubuk warna dari orang lain.

Kata “Happy Holi” menjadi sebuah excuse bagi setiap orang untuk melemparkan bubuk warna atau menembaki dengan air. Kami sih senang-senang aja dan makin lama makin banyak juga yang melempari kami hingga akhirnya penuh dengan warna-warni di sekujur tubuh.

Berjalan selama 30 menit, akhirnya kami tiba di jalan utama menuju kuil yang kami tuju. Bagai orang pergi haji, jalanan penuh sesak dan hampir sulit bergerak. Bubuk warna dan semprotan air datang dari segala arah, di sini saya sudah menyiapkan kaca mata untuk menghindari kontak langsung dengan bubuk warna tersebut. Denger-denger gosip di forum, ada saja orang yang berniat jahat. Jadi bubuk yang dipakai itu berbahaya bahkan bisa bikin orang buta.

Makin dekat dengan Bankey Bihari Temple, makin rusuh suasananya. Orang berdesak-desakan dan mustahil untuk melawan arah, yang perlu kamu lakukan adalah mengikuti arus. Ketika hendak memasuki kuil tersebut, saya digebuk dengan tongkat oleh seorang wanita. Oh.. ternyata, saya tak boleh pakai sendal ketika memasuki kuil.

Ini dia pemandangan desak-desakan saat ingin memasuki Kuil Bankey Bihari
Hati-hati dengan perempuan ini! Hahaha dia gebukin orang-orang yang tak lepas alas kaki

Massa makin membludak dan semuanya ingin masuk. Untunglah saya dan kedua teman bisa masuk dengan mudah. Inilah keuntungan datang lebih awal (duh berasa mau solat Ied). Di dalam, ada aula yang sudah dipenuhi orang yang melempari bubuk warna. Kemudian ada sebuah altar yang masih tertutup tirai. Saya penasaran dan menunggu apa yang terjadi..

Seketika tirai di altar tersebut dibuka, orang-orang bersorak-sorai sambil melemparkan bubuk warna serta kembang marigold. Whoaaa apa ini?? Oh ternyata, setelah tanya-tanya katanya altar ini dibukannya hanya beberapa hari dalam setahun, salah satunya dalam perayaan Holi Festival. Jadilah warga-warga ini pada antusias untuk melihat apa isi di dalamnya dan memberikan pemberkatan dengan melempar bubuk warna.

Selamat datang di Holi Festival Bankey Bihari
Semuanya menanti tirai di altar ini dibuka!

Kami cukup lama menikmati Holi Festival di Bankey Bihari Temple tersebut. Barulah setelah gak bisa bernapas dan mata mulai perih karena bubuk warna, kami memutuskan untuk keluar. Pas keluar, kami kembali ke pintu masuk untuk mengambil sendal. Eh.. sendal jepit swallow saya ilang, malah sepatu Brodo-nya Andre yang bagus dan baru itu gak ilang. *tepok jidat*

Kami sempat eksplor kawasan sekitar. Ternyata ada kuil yang cukup ikonik di sini, namanya Modan Mohan Mandir. Kami beristirahat di sana sambil melihat pemandangan kota dari atas. Suasana di sini sangat tenang, hanya ada beberapa pengunjung. Jadi kalau datang ke Vrindavan, saya menyarankan untuk datang ke kuil ini ya!

19 tanggapan pada “Holi Festival di Kota Paling ‘Holy’”

  1. Danan Wahyu Sumirat – Indonesia – Travel Blogger yang tergoda membuat video narasi bertajuk Jalan2Cuap2. Sekarang lebih sering piknik cantik mengulik hotel dan tempat makan, dibandingkan backpacking ekstrim. Mau tempat makan atau hotel kamu direview dengan foto dan video ciamik? Hubungi saya :D.

    apa kabar kameramu ? ahhahahha aku agak parno kalau acara kaya gini , debunya masuk ke kamera

      1. Danan Wahyu Sumirat – Indonesia – Travel Blogger yang tergoda membuat video narasi bertajuk Jalan2Cuap2. Sekarang lebih sering piknik cantik mengulik hotel dan tempat makan, dibandingkan backpacking ekstrim. Mau tempat makan atau hotel kamu direview dengan foto dan video ciamik? Hubungi saya :D.

        Aku soalnya lihat orang pas acara serupa kamera dslr kesembur abu langsung kamera tele ngga bisa muter

  2. hi masbro, gw boleh minta ref tempat inap u di sana?
    kebetulan maret ini gw ke india, masuk via kolkota dan keluar visa delhi.
    dan kebetulan tanggalnya pas ama holi fest 2017.

  3. Aku pengen bget pergi tp klo back packeran kyknya msh blm ada nyali. Yg bikin aku msh mikir2, katanya india itu kotor n bau. Ada kotoran burung dimana2. Temanku ogah ikut jadinya. So how? Apa bener gitu?

    1. Febry – 🌎

      Iya bener, di stasiun juga banyak kotoran sapi, mengering di lantai, ketiup angin deh. hehehe tapi gak semua daerah kayak gitu, dan gak seburuk yang dibayangkan. Di Indonesia juga banyak daerah yang kotor dan bau.

  4. Pingback: Jalan-jalan di Jodhpur dalam Sehari (Part 1) | TRIP TO TRIP

  5. BaRTZap – a Globetrotter | a Certified Diver: PADI Advance Diver and AIDA** Pool Freediver | a Photography Enthusiast | a Laboratory Technician.

    Wuih seru banget Feb. Sayangnya pas aku kesana gak merhatiin bahwa Holi gak jauh dari jadwalku. Seandainya tau lebih dulu, pasti aku geser …. Happy Holi! #eh telat ya? 😄😄

      1. BaRTZap – a Globetrotter | a Certified Diver: PADI Advance Diver and AIDA** Pool Freediver | a Photography Enthusiast | a Laboratory Technician.

        Banget, dan selalu ada cara untuk cari alesan hahaha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.