Lompat ke konten

Rindu Pantai Indonesia

Tiba saatnya saya rindu pantai di Indonesia. Semakin kangen dengan pantai ketika ingat keindahan pantai bara di Sulawesi. Tiga bulan tinggal di kota yang suhu udaranya rata-rata 0-5 derajat celcius ditambah dengan intensitas hujan yang tinggi membuat saya rindu dengan pantai-pantai di Indonesia. Seattle terkenal sebagai kota hujan nya Amerika Serikat, musim hujannya itu 9 bulan dalam setahun. Orang-orang di sini hanya menikmati matahari musim panas hanya sekitar 2-3 bulan saja. Saya sendiri sangat suka hujan tapi tinggal di Seattle membuat saya lebih menghargai matahari dan teriknya.

Sebagai mahluk tropis yang migrasi ke kawasan iklim kutub membuat saya merindukan matahari negara tropis dan tentunya pantai biru dengan pasir putihnya. Membuat saya kangen dengan salah satu pantai di Sulawesi, yaitu Pantai Bara. Kebetulan saya belum pernah menuliskannya di blog ini, jadi sekalian #throwback juga sekalian pamer foto-foto pantai yang bikin kangen.

Pada lebaran 2015 lalu saya berkesempatan untuk main-main ke Sulawesi Selatan. Dari Makassar, langsung meluncur ke Tanjung Bira dan menginap di kawasan Pantai Bara. Saya sendiri tau Pantai Bara dari seorang teman yang pernah ke sana. Dia merekomendaiskan Pantai Bara ketimbang Bira karena di Bira sangatlah ramai. Dan.. benar saja. Ketika tiba di Tanjung Bira, parkirannya sampai numplek orang. Untung saya langsung meluncur ke penginapan di Pantai Bara. Keadaannya 180 derajat beda.

Pantai Bara sangatlah sepi ketimbang Bira. Memang akses ke Bara agak susah. Bisa ditempuh kendaraan bermotor namun jalanannya itu kayak bebatuan di bulan. Kalau naik motor mesti hati-hati. Begitu juga mobil, gak bisa melaju kencang kalau tidak ingin membuat ban mobil bocor. Jaraknya dari Pantai Bira kira-kira beberapa kilometer atau ditempuh dengan waktu 15-20 menit.

Selain tenang, Pantai Bara punya pasir putih yang sangat halus. Ombak di sini juga santai.. jadi bisa berenang cantik. Semakin jauh berjalan, semakin sepi, dan kamu bisa menemukan batu karang besar. Di pinggiran pantai ini juga banyak pohon kelapa menyiur dan memberikan kerindangan di tengah teriknya matahari negara tropis.

Agenda saya selama di Pantai Bara yaitu pagi-pagi ke pantai karena lebih sepi dan tidak terlalu panas. Kemudian tidur siang. Lalu sorenya ke pantai lagi buat lihat sunset.

Sayangnya.. di Pantai Bara ini jarang tempat makan atau warung. Saya selalu makan malam di penginapan. Waktu itu menginap di Mangga Lodge. Penginapan ini hanya punya menu makanan ikan, baik itu digoreng atau dibakar. Memang ikannya segar sih, cuma sepotong ikan dihargai Rp 70.000. Mahal gila! haha

Di luar kegilaan tersebut, saya tetap kangen dengan Pantai Bara. Mungkin sekarang aksesnya jadi lebih baik? Mungkin jadi lebih ramai? Saya berharap sih akses dari Makassar ke Tanjung Bira memang harusnya bisa lebih mudah. Semoga makin banyak akses transportasi umum yang nyaman, tanpa harus duduk ber-5 di tempat duduk yang harusnya untuk bertiga.

Kira-kira pantai mana yang kamu rindukan nih? Rekomendasiin dong!

15 tanggapan pada “Rindu Pantai Indonesia”

  1. Khairul Idzwan

    Tentu sekali pantai di Pulau Tioman! Juga Pantai Cenang di Langkawi. Meski sekarang, pantainya terlalu over-developed. Apapun, benar ya Feb kata orang, kalau mau ke negara beriklim sejuk untuk liburan, memang seronok dan rasa seperti mau tinggal di sana.

    Namun, bila tinggal di sana, pasti kangen sama matahari di sini.

    Masa aku ke Brussels, pelayan di HRC Brussels dari Greece juga bilang yang sama!

  2. BaRTZap – a Globetrotter | a Certified Diver: PADI Advance Diver and AIDA** Pool Freediver | a Photography Enthusiast | a Laboratory Technician.

    Tadi sebenarnya udah komen panjang-panjang nih di sini, tapi pas dipost gagal 😀
    Intinya sih, aku baru tau kalau ada pantai Bara yang sepi ini. Dan kayanya aku juga bakal milih pantai ini seandainya main-main ke daerah Tanjung Bira. Meskipun kaya harus antisipasi sedikit dengan budget ya. Dan pantai satu ini ngingetin aku sama Pantai Labuana di Donggala, Sulawesi Tengah. Cuma bedanya Labuana akses jalannya lebih bagus, meskipun sunyi juga. Hmm kayanya kapan-kapan kamu harus cobain main ke Sulteng dan eksplor pantainya deh Feb.

    Jadi kapan mudik ke Indonesia nih?

    1. Febry – 🌎

      Bart! hahaha kasian banget. Tapi makasih loh udah komen panjang-panjag di sini.

      Iya Bart, mau banget balik ke Sulawesi lagi. Wah.. boleh tuh. Sul Teng. Terima kasih atas rekomendasinya. Akan masuk list pantai next destination nih!

      Btw ada postingannya di blog gak?

      1. BaRTZap – a Globetrotter | a Certified Diver: PADI Advance Diver and AIDA** Pool Freediver | a Photography Enthusiast | a Laboratory Technician.

        Sama-sama Feb 🙂

        Ada nih Feb postingan soal Pantai Labuana nya, agak panjang. Tapi di bagian akhirnya ada videonya juga, jadi bisa lebih terbayangkan seperti apa kira-kira perjalanan menuju sana.

        Ini link nya: https://bartzap.com/2016/06/20/video-pantai-labuana-donggala-pria-tanpa-ibu-jari-suku-kaili-dan-pantai-tersembunyi/

        Asik lho naik motor menyusuri Jalan TransSulawesi. Lewat persawahan, hutan-hutan, dan secara umum jalanannya bagus dan lengang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.