Random Thought

Apa motivasi kamu ketika jalan-jalan? Nambah foto? Atau nambah cap paspor? Awalnya sih, itu bagian dari motivasi saya jalan jalan. Tapi kemudian, makin kesini, saya makin mempertanyakan motivasi saya menghabiskan uang sekian untuk kegiatan ini atau pergi ke tempat itu. Apa  suatu perjalanan layak untuk dinilai ‘worth it’ atau tidak?

Menurut saya sebuah perjalanan tidak bisa dinilai layak atau tidak, bagus atau engga, dan perbandingan lainnya. Semua tempat yang kita capai dengan segala kejadiannya adalah sebuah magis. Hal-hal yang tidak tertulis di dalam itinerary kita, tapi mungkin tertulis di dalam suratan perjalanan. Haish! Apa pula itu suratan perjalanan? Haha ya, jodoh. Saya percaya, saya punya sebuah buku yang sudah ditulis Tuhan. Nanti saya akan sampai dimana, bertemu dengan siapa, pilihan apa yang akan saya hadapi, terus kalau pilih jawaban A akan tiba di muara pilihan C yang kalau dipilih akan sampai di muara nya yaitu Z.

Saya kangen dengan orang-orang yang hanya sekali saya temui dalam hidup. Well, so far sampai sekarang.. karena saya pun baru mengalami 1/5 abad kehidupan ini. Saya selalu kagum dengan cara berpikir orang-orang yang saya temui tersebut. Berbagai sudut pandang. Berbagai kebodohan dan kejeniusan yang membuat saya tercengang. Walaupun sekarang sudah ada facebook, tapi rasanya beda. Mungkin lebih baik jika tidak ada sosial media sama sekali. Rasa rindu ini pasti terasa seperti jiwa yang terlindas bull dozer.kemudian saya bertanya, apakah saya akan bertemu mereka lagi? Kalau tidak di dunia ini, apakah saya akan bertemu di akhirat? Well, yang mana? Surga atau neraka? Agama kami saja saling berbeda.

Sejauh ini, saya belum punya tujuan. Saya hanya ingin melangkahkan kaki sejauh mungkin dari tanah kelahiran. Eskapisme. Makin sering saya pergi ke suatu tempat, kemudian balik ke rutinitas yang berjalan sama selama berbulan bulan, rasanya makin tambah suntuk dan cepat bosan. Dulu sewaktu kuliah saya masih bisa mentolelir satu semester tidak kemana mana. Tapi sekarang? Duduk di kantor seharian. Bahkan punggung saya sudah menjerit jerit setiap sorenya! Awalnya empat bulan sekali, sekarang tiga bulan sekali pun sudah minta diajak jalan. Adiktif. Ini tidak memabukkan, hanya saja nyandu.

Saya rasa, saya bepergian hanya karena ingin jalan. Ingin tahu seberapa jauh kaki saya berjalanan dengan jatah umur yang diberikan Tuhan.