Cusco dan Sacred Valley merupakan destinasi utama di Peru. Tak hanya bagi penggila sejarah, destinasi-destinasi ini menjadi incaran semua turis karena keindahan lansekapnya. Pegunungan Andes di kejauhan, rumah dan jalan berbatu, serta banyak penduduk lokal yang masih menggunakan pakaian tradisional ala quechua. Jika kamu mencari destinasi situs sejarah dengan pemandangan yang fotojenik, saya rekomendasikan kamu untuk berkunjung ke Pisac. Lokasinya hanya sekitar 45 menit saja dari Cusco, cocok untuk dijadikan day trip kamu dari Cusco.
Bagaimana Cara Menuju Pisac?
Dari Cusco, Pisac berjarak sekitar 35km. Tak perlu khawatir karena ada transportasi umum untuk menuju Pisac dari Cusco. Dari riset yang saya lakukan, ternyata kita bisa naik colectivo, semacam angkot untuk menuju Pisac. Mirip seperti di Indonesia, colectivo yang saya naiki merupakan sebuah mobil mini van atau mirip seperti inova.
Tarif colectivo dari Cusco ke Pisac adalah sekitar 5 sol. Yang saya alami, colectivo akan menunggu sampai penumpangnya penuh namun kalau tidak salah waktu itu menunggu sekitar 20 menit lah. Di Cusco kamu bisa pergi ke Calle Puputi, di sana ada banyak colectivo dengan beragam tujuan. Biasanya ada orang yang akan menanyakan ke kamu tentang tujuan kamu. Atau kamu bisa bertanya, coletivo yang ke Pisac naiknya dimana. Jangan takut ditipu ya karena kamu nantinya akan bayar sendiri ke supirnya.
Di Pisac sendiri, colectivo akan berhenti di pool mereka, yang lokasinya cukup di tengah kota. Sebaiknya kamu ingat-ingat lokasinya atau tandai di Google Maps handphone mu. Tapi tak perlu khawatir karena Pisac sendiri cukup kecil, jadi kamu bisa bertanya ke orang lokal jika tersesat.
Perjalanan dari Cusco ke Pisac sangatlah cantik. Mulai dari meninggalkan Cusco, perjalanan akan diisi dengan naik turun dan jalanan yang berkelok-kelok. Untuk menikmati pemandangan, lebih bagus kalau kamu bisa duduk di depan, di samping supir dan dengan satu penumpang lainnya layaknya di Indonesia.
Hal Yang Bisa Dilakukan di Pisac
Pisac merupakan kota kecil yang terletak di lembah, dikelilingi oleh bukit-bukit cantik. Tak hanya terkenal akan situs sejarah, Pisac juga memiliki kota tua yang sederhana serta pasar tradisional yang terkenal. Berikut ini pengalaman saya ketika mengeksplor Pisac.
Hiking dan Eksplor Reruntuhan Pisac
Salah satu alasan saya untuk eksplor situs sejarah reruntuhan di Pisac adalah karena saya sudah terlanjur beli Boleto Turistico. Selain itu, situs sejarahnya juga sangat luas dan benar-benar memukau. Menurut saya, tak kalah dari Machu Picchu!
Boleto Turistico — Ketika beli Boleto Turistico di Cusco untuk mengeksplor situs sejarah Sacsayhuaman, saya memilih untuk membeli Boleto Turistico yang full ticket. Jadi Boleto Turistico ini harganya 130 sol, berlaku untuk 10 hari di banyak situs sejarah. Situs sejarah yang menggunakan Boleto Turistico adalah Sacsayhuaman, Qenqo, Pukapukara, Tambomachay, Chinchero, ruins of Pisac, Ollantaytambo, Tipon, dan Pikillacta.
Jadi reruntuhan yang paling terkenal dan masuk ke brosur pariwisata adalah sengkedan yang masif dengan beberapa bangunan seperti benteng. Lokasinya di atas bukit membuat kita mendapatkan pemandangan yang menakjubkan, tak hanya pemandangan reruntuhan Pisac namun kota kecil Pisac itu sendiri.
Saya merekomendasikan kamu untuk naik taksi menuju reruntuhan Pisac dari pusat kota. Tarifnya waktu itu (tahun 2018) sekitar 25 sol. Kemudian kamu bisa mengeksplor reruntuhan Pisac secara puas dan berjalan kaki menuju pasar tradisional Pisac.
Bagaimana saya tahu cara menuju pusat kota dari reruntuhan Pisac? Tenang.. cukup mengikuti panduan arahnya. Meskipun lokasi trekking ini agak sepi, waktu itu saya hanya menemui beberapa orang saja yang lewat, namun navigasinya cukup mudah. Kamu juga bisa mengikuti jalur Google Maps.
Waktu itu saya memang agak inisiatif untuk mengikuti walking trail di reruntuhan Pisac untuk menuju pusat kotanya. Ketika lima menit berjalan kaki, saya bingung, kok tidak ada orang sama sekali. Saya panik, berada di tengah-tengah reruntuhan, seorang diri. Rasanya campur aduk. Saya terpukau dengan pemandangan yang disajikan, juga iseng karena sendirian. Kemudian saya mencoba jalan balik ke arah situs utama, lalu ada dua orang perempuan asal Eropa yang juga sedang trekking. Saya menyapa dan bilang kalau saya khawatir. Lalu mereka bilang tak perlu khawatir, di sini aman. Akhirnya saya berjalan kaki bersama mereka. Ternyata mereka sedang belajar bahasa Spanyol dan tinggal beberapa minggu di Pisac. Salah seorang perempuan tersebut berasal dari Jerman dan sudah sering ke Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur.
Dibutuhkan waktu sekitar 1 hingga 2 jam untuk berjalan kaki dari pusat reruntuhan Pisac untuk menuju pasar tradisional Pisac. Agak jauh ya? Mungkin, tapi menurut saya perjalanan tidak akan terasa. Tidak ada jalur menanjak, dari awal perjalanan trekking, rutenya selalu menurun. Meskipun begitu, kamu harus hati-hati ya! Saya sering fokus melihat handphone dan akhirnya terpeleset di sana. Oh iya! Satu lagi, harap tidak terlalu memaksakan diri ya karena trekking akan terasa lebih berat dari yang dipikirkan karena faktor ketinggian Pisac.
Pasar Tradisional Pisac
Pisac terkenal dengan pasar tradisionalnya yang buka pada hari minggu. Jika kamu pecinta pasar, suka human interest photography, atau ingin eksplor kuliner lokal, Pasar Tradisional Pisac ini akan menjadi destinasi yang cocok untuk kamu. Kebetulan waktu itu tanpa direncanakan, saya datang ke Pisac pada hari minggu.
Setelah trekking selama hampir dua jam dari Reruntuhan Pisac, akhirnya saya tiba di Pasar Tradisional Pisac. Sebelum tiba, saya disambut oleh air terjun dan sedikit demi sedikit toko-toko oleh-oleh bermunculan. Kebanyakan toko tersebut menjual kain khas Peru yang terbuat dari bulu alpaca. Sebenarnya kebanyakan palsu sih. Soalnya saya gak tau kenapa berhenti di satu toko. Kemudian tertarik buat beli sweater, katanya asli bulu alpaca tapi harganya murah banget (sekitar Rp 150.000). Tapi bahannya memang cukup halus, jadi tak peduli jika itu palsu, ya saya beli. Lucunya, pas sampai di rumah, saya bertanya-tanya “kenapa ya saya beli ini?” hahaha
Oke, dari toko oleh-oleh yang membanjiri Pasar Tradisional Pisac, kemudian kamu akan disambut oleh pasar basah. Ada banyak ibu-ibu pedagang, dengan pakaian tradisionalnya, menjual bahan makanan segar. Ada banyak buah-buahan dan sayur mayur. Buat saya, ini sangatlah menarik! Terlebih ada beberapa sayuran yang tidak ada di Indonesia. Oh iya! Peru memiliki ribuan jenis kentang loh, jadi siapa tahu kamu akan menambah pengetahuan akan kentang.
Selain pedagang sayur-mayur dan buah-buahan. ada juga pedagang kaki lima yang menjual makanan khas Pisac. Tak hanya orang lokal, ada juga banyak turis yang makan di sana. Berhubung saya lebih suka makan di tempat yang tertutup tempat masaknya, jadi saya beralih ke salah satu kafe di pasar tersebut. Nama kafe yang saya datangi adalah Mullu. Menyediakan masakan lokal dan internasional dengan bahan-bahan lokal. Buat kamu yang tidak mau makan, kamu juga bisa duduk-duduk santai sambil memesan minuman.
______
Selain Taman Arkeologi Pisac dan Pasar Tradisional, kamu juga bisa mengeksplor kota tua Pisac. Meskipun kecil namun cukup fotojenik. Seperti yang sudah saya ceritakan di atas, jalan santai dan nikmati udara segar pegunungan. Pakai sepatu yang nyaman untuk trekking dan jalan lama. Tak perlu sepatu boots, saya pakai sneakers saja sudah cukup nyaman. Selain itu, jangan lupa pakai sun screen ya! Saya tidak pakai waktu itu, jadinya kulit muka saya terbakar. Padahal udara di sana sangatlah segar dan tak panas namun sinar matahari sangatlah kuat.
Perjalanan pulang menuju Cusco kamu akan melewati rute yang sama. Ada banyak reruntuhan sebelum memasuki kota Cusco yang bisa kamu jumpai di dalam perjalanan. Kalau kamu cukup berani, coba saja eksplor. Ada banyak turis yang eksplor di reruntuhan tersebut. Jika colectivo tidak penuh, mereka akan mau berhenti dan mengangkut kamu kembali ke Cusco.