Monumen tanda cinta untuk Mumtaz Mahal ini menjadi tujuan utama bagi mayoritas turis yang datang ke India. Tak perlu dipertanyakan lagi memang keagungannya! Dari gambar saja, rasanya sudah membuat meleleh. Bangunan super megah yang terbuat dari batu marmer putih ini dibangun dari tahun 1631 hingga 1648. Hingga kini, Taj Mahal masih berdiri kokoh dan menjadi ikon kebanggan India. Telah lama menjadi destinasi primadona, membuat Taj Mahal menjadi tempat yang mudah untuk didatangi namun tak hanya itu, destinasi no.1 di India ini juga menjadi sarangnya penipu dan berbagai macam tindak kejahatan. Nah, di sini selain mau berbagi mengenai kecantikan Taj Mahal, saya juga mau berbagi sedikit mengenai informasi dan tips menghindari penipuan yang marak terjadi di sekitar Taj Mahal.
Bemula dari atlas atau RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) yang sering saya simak saat kecil, membuat saya bercita-cita untuk mengunjungi 7 keajaiban dunia (The New 7 Wonders of the World). Great Wall di China sudah saya datangi dan memang membuat saya terpukau. 2 tahun setelah mengunjungi Great Wall, akhirnya saya punya kesempatan untuk melihat kecantikan Taj Mahal secara langsung.
Setelah melewati perjalanan panjang dari Hyderabad menuju kota Agra, akhirnya saya tiba di stasiun Agra Cantonment. Pagi-pagi sekali, langit masih gelap, kami keluar dari stasiun dan langsung dikerubungi oleh supir tuktuk. Nah ini salah satu tips agar kita tak perlu capek tawar-menawar. Langsung cari booth prepaid taxi yang resmi. Mereka sudah punya tarif yang pasti, sehingga kita tidak akan merasa tertipu dan tak juga dikenakan charge tambahan.
Udara kota Agra pagi itu cukup dingin. Tak perlu menyalakan AC di dalam taksi, kami pun sudah cukup kedinginan. Ditambah dengan kabut tebal yang menutupi jalanan. Kami sedikit khawatir dengan supir taksi yang melaju sangat kencang di jalanan yang memang terlihat sepi. Bermodalkan 250 rupee dari stasiun menuju pintu masuk Taj Mahal, kami bertiga sangat bersemangat untuk bisa segera masuk ke Taj Mahal. Kebetulan memang kami mengincar terbitnya matahari dan golden light pagi itu
Ternyata hanya 15 menit berkendara, kami tiba di pintu masuknya. Di situ kami juga bertemu dengan banyak turis asing lainnya, tak ketinggalan juga turis lokal yang sama-sama bersemangat untuk mengejar pagi di dalam Taj Mahal. Di pintu masuk, ada banyak supir tuktuk (atau lebih tepatnya kendaraan listrik seperti mobil golf) yang menawarkan jasa antar menuju kaunter tiket. Kami tak tahu menahu jarak menuju kaunter tiket, lagi pula kami ingin mengejar terbitnya matahari jadi dengan terpaksa menaiki mobil listrik itu. Tanpa ba-bi-bu kami bersedia untuk membayar tarifnya 100 rupee untuk bertiga. Eh… hanya 2 menit berkendara, kami sudah diturunkan di tempat penitipan tas. Memang kata supirnya tas ransel besar kami tak akan diizinkan masuk, lalu dia tinggalkan kami begitu saja, “sudah dekat kok, itu di depan sana kaunter tiketnya” katanya.
Sesuai sarannya, kami masuk ke dalam sebuah gedung atau lebih tepat disebut gudang. Di sana sudah banyak orang lokal mengantre dan ada dua orang pelancong perempuan yang dengan takut-takut ikutan mengantre. Tarif penitipan barang di sini kalau tidak salah ingat itu 20 rupee per tas. Jadi kami menitipkan semua tas kami dan tak lupa membawa barang-barang penting karena memang tasnya tak disimpan di dalam loker. Cukup seram sih, namun kami tak punya pilihan.
Dari tempat penitipan barang, kami bergegas menuju kaunter tiket. Cukup membingungkan karena tak ada antrean yang jelas dan tentunya kami sudah keburu diganguin oleh para pemandu wisata yang dengan haus mencari mangsa. Alih-alih sebagai sesama muslim, dengan manis pemandu wisata ini menawarkan pelayanan yang akan kami dapatkan kalau memakai jasanya.
Kemudian kami tersadar bahwa uang rupee kami sudah menipis dan kalau dihitung-hitung tak bisa membeli tiga tiket masuk Taj Mahal. Kami sempat bertanya langsung ke penjaga kaunter, dia bilang memang tak menerima uang dolar Amerika. Akhirnya, mau tak mau kami menukarkan uang dolar kami ke pemandu yang dari tadi mengintili kami.
Memang melihat antrean masuk Taj Mahal cukup bikin senewen. Nah situasi itu yang dimanfaatkan oleh pemandu wisata untuk menggaet turis-turis bermuka polos seperti kami. Untungnya, sahabat saya yang dua tahun lalu ke India, pernah memberi tahu saya bahwa antrean turis lokal dan asing itu berbeda. Ya iyalah… secara harga tiket untuk turis asing adalah 750 rupee sedangkan untuk turis lokal hanya 20 rupee! Kesel kan? hahaha
Akhirnya setelah menolak berkali-kali. Kami masuk ke dalam antrean yang tak seberapa itu. Memang kalau ikut antrean turis lokal, bisa-bisa nunggu sejam tapi kalau ikut antrean turis asing, ya tak sampai 5 menit. Hal yang membuat antrean ini mengular adalah pintu pemeriksaan/security check di mana kita harus mengeluarkan seluruh barang yang ada di tas atau kantong. Pemeriksaannya ketat banget loh! Salut juga sih, jadi menghindari dari tindak kejahatan dan anarki serta alay-alay yang kerap merusak objek wisata.
Melewati security check, kami melenggang bahagia menuju Taj Mahal. Waktunya pas banget! Waktu menunjukkan pukul 6, meskipun matahari sudah muncul namun dengan cahaya yang hangat dan cantik. Pertama-tama kami disambut oleh Darwaza-i rauza atau Great Gate. Baru sampai pintu gerbangnya saja kami sudah dibuat terpukau oleh kemegahannya. Tak ketinggalan bangunan kubah putih menyembul di baliknya. Bagai anak kehilangan ibunya, kami lari berhamburan masuk melewati Darwaza-i rauza. Dan.. cita-cita dari SD akhirnya kesampaian juga! Menyaksikan Taj Mahal secara langsung.
Untuk merangkumnya, ini tips untuk kamu yang mau menghindari penipuan di Taj Mahal:
- Setibanya di Stasiun Kereta Agra Cantt, langsung menuju lokel Prepaid Taxi. Di sana tarifnya sudah pasti.
- Setelah diturunkan di pintu gerbang, kamu masih harus jalan atau bisa naik auto-rickshaw. Kalau males jalan dan tetap mau murah, tawa auto-rickshaw nya. Untuk jarak selemparan baru, harga 100 Rupee sangatlah mahal.
- Titipkan tas ransel mu di tempat yang sudah disediakan. Barang berharga jangan ditinggal!
- Lebih baik jika memang menginap, bawa barang yang penting saja.
- Sediakan uang kas dalam rupee untuk membeli tiket
- Jangan mudah tertipu dengan segala kebohongan para tour guide
- Lebih baik menyewa audio-guide, kecuali jika kamu dalam grup yang cukup besar
- Jangan percaya tentang antrean Taj Mahal yang panjang, antrean memang panjang namun untuk tiket kelas lokal
- Terakhir, ketika memasuki bangunan utama, akan sangat padat dan himpit-himpitan, jaga barang bawaan baik-baik ya!
Pingback: 5 Kota Wisata di India Yang Wajib Dikunjungi – Trip To Trip
Pingback: 5 Kota Wisata di India Yang Wajib Dikunjungi – TRIP TO TRIP
Itinerary nya hampir mirip sm saya mas, SUB-KUL-HYD tp saya cuma 6 hari , dari tanggal 23-29 Maret 2017 , Kira2 mana yg harus di skip mas? pengen nya sih Agra, Delhi , Jodhpur , Jaisalmer , Mumbai. OTP saya jg blm dibales sm irctc -_- , Mohon Pencerahan nya mas , saya solo traveling.
Terima kasih.
Wah.. OTP ini memang lama dibalasnya haha sabar-sabar ya.
Mungkin kalau cuma 6 hari, ya sebaiknya skip Mumbai dan mungkin Jaisalmer. Saya sarankan juga untuk cek tiket pesawat Hyderabad – Delhi, untuk ngirit waktunya mas hehe
Pingback: Seberapa Buruk Pengalaman Kamu di India? Ini Pengalaman Saya! – TRIP TO TRIP
Hi Mas, aku yang kemarin nanya visa 🙂 makasih ya, udah dapet visanya. Minggu depan berangkat ke Hyderabad selama 2 bulan. Masnya gak bikin posting tentang Hyderabad kah? Hehe. Ada tips and tricks tentang Hyderabad? Saya agak serem juga ke sana, cewek sendirian dan bakal landing tengah malam buta. Kalau cari taksi di airport sama beli SIM card gitu gimana ya?
Thanks (again) in advance! 🙂
Halo Nindya,
Wah selamat ya mba! Enjoy di sana. hati-hati juga.
Sepertinya Hyderabad bukan kota yang menyeramkan, asal mawas diri sih aman-aman saja. Modal internet aja mba biar gak gampang ditipu orang, jadi bisa cari tahu sendiri.
Kalau di bandara, ada taksi yang sudah punya tarif fixed, jd ga bisa ditawar dan ga bisa dibohongi juga.
Sim Card juga ada yang jual kok di bandara nya.
Good luck!
Pingback: 2016 Updates | TRIP TO TRIP
Halo mas febry, postingannya lengkap banget nih, seru ceritanya :). saya berencana ke india april besok via hyderabad juga. Saya mau tanya2, boleh minta emailnya ga mas? Tks sebelumnya.
Halo mba Leni, boleh mba.. email aja ke febry.fawzi@hotmail.com
Wah mantap postingan nya mas… Deskriptif sekali..
Mudah2an next time bisa selfian juga di depan taz mahal.. 😀
Pingback: Holi Festival di Kota Paling ‘Holy’ | TRIP TO TRIP
Pingback: Apakah New Delhi Wajib Dikunjungi? | TRIP TO TRIP
Sebagaimanapun paradigma dan fakta negatifnya, saya tetap merasa tertantang untuk berkunjung ke India entah kapan. Dan tips-tips di sini membantu sekali dijadikan bekal. Thanks Mas 🙂
http://papanpelangi.co/2015/10/23/di-balik-kesulitan-ada-kemudahan/
Kayaknya Taj Mahal itu cuma (dibuat sepi) waktu Lady Diana datang kesana ya? Aku sampai ngulang ngantri dua kali dan bolak balik ke tempat penitipan tas, gara-garanya bawa bolpen dan notes. Dilarang sama mereka, jadi setelah ngantri jauh-jauh dan desak-desakkan, pas sampai di metal detector, eh balik lagi 😀
yaaah.. kok sedih 🙁 tapi antrean buat turis asing waktu saya itu ga panjang kok, cukup 5 menit aja. Kalo antrean orang lokalnya sih kayaknya yang bisa nunggu sampe berjam-jam
Kalau gak salah waktu aku kesana itu hari libur nasional, dan entah kenapa antrian untuk turis asing juga dipakai untuk turis local. Gak sampai berjam-jam juga sih antrinya tapi lumayan juga 🙂
Wow saya pikir Taj Mahal itu sepi dan hening. Ternyata kisah di balik antrinya memberi pandangan lain. Ternyata di balik pesona Taj mahal ada sesuatu yang berbeda.
Nice Journey mas. 🙂
Pengen banget ke sana, cuman gk berani sendirian. Takut kesasar & takut kl budgetnya sampe over bin kebablasan.
Kl pake jasa tour dari Surabaya, gk bisa bebas explore siih. Waktunya terbatas, lokasinya ya ntu-ntu aj.
Tapi mungkin untuk ke India pertama x mending ikut tour x yaa.. Ntar ke 2xnya diberani-beraniin backpackeran hahahahaahahaha
BTW boleh tau perkiraan budget-nya sampe berani ya kl backpackeran?
Halo Khalila! Makasih sudah mampir.
Iya kalau sendiri, saya pun agak ngeri. Tapi kalau gak macem-macem dan terus waspada sih, akan aman-aman saja.
btw perkiraan budget dan persiapannya ada di https://blogtotrip.wordpress.com/2015/03/19/india-trip-1/
Taj Mahaal! Saya suka banget ngeliatinnya. Waktu itu sekitar 3 jam muter-muter aja sambil duduk santai. Udaranya sejuk juga soalnya awal Januari, jadi betaah 😀
Itu bener tiket masuknya 250 Rupee? Waktu itu saya 750 Rupee kayaknya 🙁
Dan kayaknya kita masuk lewat gate yang berbeda ya, soalnya waktu itu loket saya nggak kayak di foto pertama itu. Emang sih harganya dari Agra Cantt lebih mahal (beda 10 rupee kalo nggak salah), tapi kata turis di depan saya dan penjaga loket prepaid taksinya mending ambil yang agak mahalan itu karena lebih deket ke pintu masuknya.
Halo Eky!
Eh iya, tiket masuknya 750 rupee. saya salah nulis. Nanti akan saya ubah. hehe makasih ya udah ngingetin.
Bener! Jalan-jalan 3-4 jam pun gak kerasa pas awal tahun karena udaranya sejuk. Pas pagi buta tergolong dingin malah.
Kalo untuk perbedaan harga menurutku disemua negara sama kok ya. Di bogor pun sama, untuk lokal 14rb an. Wisman dikenakan 30apa 25an. Baru tau kalo kesini harus seperti itu. Thanks infonya
Di Jepang harganya rata kok. Kayaknya di negara berkembang aja harga untuk orang asing lebih mahal.
Nice share, Feb. Stelah ngiler lihat foto Taj Mahal jadi makin semangat nabung buat ke India tahun depan nih 😀
Temen2 gw yang ke India either love it or hate it. Nothing in between. hahaha Dan teman-teman gw orang India pun gak terlalu merekomendasikan gw untuk kesana. Aneh ya?! Tapi jadi penasaran bgt jadinya. Mungkin suatu saat harus mampir untuk menilai sendiri. 🙂
Harus banget! Hehe
Kapan yaaa bisa ke sini? *mupeng* btw pernah baca di salah satu blog katanya gak boleh bawa tripod ya?