Tiba di ruangan super luas, kami dikumpulkan, ditata dan disuruh berbaris layaknya anak SD saat upacara bendera. Beberapa orang berkulit terang, berwajah oriental, lancar seliweran melewati petugas imigrasi, sementara kami pendatang yang memiliki berbagai macam motif kedatangan harus rela antre.
Selamat datang di Bandara Internasional Kansai, ketegangan di bagian imigrasi nampaknya hanya rasa takut yang dibuat-buat. Semuanya lancar dan kini saya melenggang bebas masuk ke ruang kedatangan. Akhirnya penantian selama berbulan-bulan datang juga. Kini dengan rasa senang yang membuncah saya menuju loket kereta menuju pusat kota Osaka.
Nankai line adalah opsi nomor satu untuk saya menuju stasiun Shin Imamiya, stasiun terdekat dengan tempat menginap saya di Osaka. Berbekal 890 yen dan menempuh hampir satu jam perjalanan saya sampai di stasiun Shin Imamiya dengan perasaan cemas. Bodohnya, semua peta yang harusnya sudah saya print sebelum berangkat, tertinggal di kantor, file nya pun tak dimasukkan ke handphone, dan gawatnya lagi handphone pun mati. Alhasil, dengan hanya bermodalkan alamat dan nama hotel, saya tersasar di tengah daerah paling nyeremin se-Jepang!
Muka inocent dan senyum lebar terus saya pasang sambil menyapa setiap orang yang lewat “sumimasen.. ichi san go, taishi nishinariku?”. What the hell!! setelah lebih dari setengah jam berputar-putar, akhirnya saya ketemu malaikat. Ada seorang pemuda berhati baik yang siap saya angkat jadi abang, membantu saya mencarikan arah menuju Hotel Toyo. Untung zaman udah canggih, cukup memasukkan alamat di google maps, kini semua jadi lebih jelas.
Hotel Toyo adalah alternatif termurah yang saya temukan di Osaka. Hanya dengan 1600 yen, saya mendapatkan kamar tatami (sekitar 2×3), dengan kipas angin, dan bonus TV yang gak bisa dapet channel. Resepsionisnya pun ramah, ada mas-mas super funky yang siap menolong tamunya pada jam malam. Keuntungan lainnya adalah internetnya yang cukup cepat untuk ukuran Jepang dan sangat cepat untuk ukuran Indonesia, membantu sekali untuk mendownload film selagi ditinggal bobo. Upps..
Buat kamu yang memang berniat untuk liburan hemat di Osaka, sangat direkomendasikan untuk menggunakan Hotel Toyo ini. Tak hanya kamar tatami dengan kipas angin, tapi juga tersedia dengan AC. Selain itu, hotel ini juga sering mengadakan kelas-kelas, seperti kelas menulis kanji Jepang, origami, dan berbagai kegiatan tradisional lainnya. Berhubung jadwal jalan-jalan saya agak padat, jadi gak pernah ikutan deh. Letaknya pun sangat strategis, cukup berjalan kaki ke daerah shinsekai yang buanyak jajanannya, lawson dan 7-11 pun bertebaran, dan ada pemandangan tsutenkaku yang cantik kalau malam. Mau jalan-jalan keliling Osaka, terjangkau dengan sepeda, dan cukup 2 menit jalan ke stasiun subway dan 3 menit ke stasiun JR.
Di antara banyak kelebihannya, ada satu yang sebenarnya perlu dikhawatirkan. Awalnya sih saya tenang-tenang saja ngeluyur di daerah Shin Imamiya atau Shinsekai pada tengah malam. Malahan sempat nyasar dan ketemu kampung mabuk, ya itu, isinya orang2 mabuk sampe ngencing di jalan. Ternyata… setelah saya curhat dengan teman Jepang saya, kawasan Shin Imamiya & Shinsekai itu adalah kawasan paling bronx se-Jepang. Kawasannya Yakuza!! perjudian, prostitusi, dan gak ketinggalan tempat beberapa gelandangan. hehehe tapi masalah ini selalu diperdepatkan di forum-forum traveller, tau kan seberapa rapih dan amannya Jepang? saya sih berani jamin, tinggal di sana masih lebih aman dari pada tinggal di daerah Jakarta manapun! Yang perlu diperhatikan, ya tetap hati-hati di manapun kamu berada.
Pingback: Bertamu ke Ikuta-Jinja dan Kitano-cho di Kobe | TRIP TO TRIP
kuren kuren,,,, ikut lah kapan2 😀
hayo…
Untung lo ga dtarik trus d tatoin badan lo. Jd member deh
Sebenernya gue pengen sih ditato gratis ehehehe gapapa juga dapet suntikan dana dari mereka, katanya mereka suka cuci uang dengan bisnis-bisnis semacam jual takoyaki.
Been there, aish aish, Jepang, gw gak tau kalo Fauzi, tapi gw ama Liz (temen perjalanan, anak Plano ITB ’06) jatuh cinta ama Osaka. 🙂
waktu itu ikutan kelas nulis gak sih? kayaknya ada tempelan kertas bertuliskan Yuna di dkt tangga hotel Toyo. hehehe
Hi Zi, kayanya bukan gw deh, soalnya gw di hostel Chuo, maksudnya “been there” di Osakanya, hehehhe, sama-sama di daerah Minami bukan? (kalo gak salah inget, kekekeke).
*menunggu update-an Osaka dengan wajah manies 😀
Ohh haha kirain. iya sama kok kyknya. pernah liat jg hotel Chuo. ditunggu ya.. cerita2 Kansai nya 😀
Sipsipsip 😀
seru banget sih Feb 😀
Iya Tha.. seru! hehe
Waahh! Salut! Gayanya emang udah kayak yakuza. Bisa bikin branch di Jakarta kalo gitu 🙂
maksudnya bang? *sodorin samurai*