Welcome to Manila, NAIA Terminal 3 |
Setelah kejadian heroik pagi buta itu, akhirnya saya bisa melenggang penuh senyum keluar dari pesawat Air Philippine Express itu. Hff Sampai di Ninoy Aquino International Airport (NAIA) saja masih gelap, matahari belum terbit. Saya yang sudah berpengalaman nginap dan menghadapi pagi dingin di NAIA langsung saja keluar dari dalam gedung airport. Mondar mandir sana sini untuk cari spot tidur yang enak, nyatanya cuma ada bangku tanpa senderan dan lahan parkir yang luas. Lah masa mau tidur di parkiran? yah jadinya sambil nunggu matahari hanya tidur tidur ayam di bangku samping cafe deket parkiran.
Hari ini saya ada janji ketemu junior di periklanan UI untuk jalan jalan di Manila. Kebetulan dia sedang menjalani project AIESEC di Adamson University, Manila. Sebenarnya saya janjian untuk menjemput dia di asramanya jam 7 pagi, sesuai perkiraan waktu tiba saya di Manila yang jam 5 pagi. Tapi, karena keasikan nonkrong di cafe parkiran, saya jadi kelupaan waktu. Jadi lah saya sampai di LRT Legarda sekitar pukul 8.30.
San Sebastian Church |
Bermodalkan sok tau, saya jalan keliling keliling nyari San Sebastian Church. Kata junior saya itu, Rieska namanya, asramanya berada persis di depan san sebastian, eh tapi pas saya lewat depan san sebastian kok malah ada pertigaan. Oke, clue selanjutnya gedung asrama dia berwarna hijau dengan pager besi merah. Awalnya bisa ngebayangin, pas terjun ke lokasi malah nyasar dan kebingungan. Barulah setelah setengah jam kurang muter muter, dengan tidur kurang dan belum sarapan ditambah habis amazing race pagi butanya, saya nemuin Maria Dolores Dorm persis sesuai clue dari Rieska.
Itinerary hari itu adalah ke Golden Mosque, Basilika ng Nazareno, nyobain Es Halo-Halo di Chow King, dan terakhir ke Mall of Asia. Sebelum jalan jalan, saya, rieska, dan kedua teman filipino nya sarapan dulu di depan gereja San Sebastian. Menu makanannya seperti bubur namun masih berbentuk nasi. Saya pun ga engeh namanya apa, tapi makanan itu pernah saya makan juga ketika dihidangkan makan malam oleh tema Filipino sewaktu di Macau. Rasanya ini makanan paling murah, satu porsinya 15 peso saja atau tiga ribu rupiah per mangkok.
Dari San Sebastian, kami naik jeepneys ke entah apa namanya. Pokoknya banyak pasar dan ada perkampungan muslimnya. Disana terdapat sebuah masjid berkubah (berwarna) emas. Saya bilang ke Rieska “yah ini sih, di Indonesia ga ada apa apanya ya…” tapi bagi kedua orang teman Filipino yang baru saya kenal itu, merupakan tempat yang wajib dikunjungi oleh turis turis seperti kami.
Saya dan Rieska di depan Basilika Ng Nazareno |
Sambil berjalan menyusuri pasar, sembari mencari oleh oleh pula, kami menuju Basilika ng Nazareno. Kebetulan sedang ada misa atau semacamnya. Ya saya baru ingat, itu hari minggu. Halaman gereja dipenuhi orang, di luarnya juga ada screen besar yang menampilkan father yang sedang memberikan doa doa, tentu dalam bahasa tagalog. Saya sih asik foto foto saja di gereja tua dan klasik itu. Rasanya semua gereja di Filipin berarsitektur seru, hehe kenapa seru? ya karena seru difoto!
Chowking Halo Halo |
Dari situ kami berjalan menuju Rizal Park. Gila! cuaca lagi panas-panasnya. Tanpa berlama lama, langsung lah kami ke dalam SM Manila Mall. Langsung mencari dimana letak Chow King untuk nyobain es Halo Halo yang katanya ueenak itu. Harganya 39 peso, kalau ditambah es krim jadi 49 peso. hmm keliatannya memang seger dan menggoda banget. Pas dicobain… hmm enak sih, cuma ini sih mirip kayak es campur, hanya saja gula merah digantikan dengan susunya yang lezat. Isi dan es lebih banyak es nya, jadi bikin Halo Halo terasa hambar. Soal isinya, bermacam-macam dan warna warni, tentu menggoda selera banget. Soal rasa dari campuran isinya enak!!
Dari SM Manila Mall, saya dan rieska berpisah dengan kedua cewek filipino temannya Rieska. Selepas dari sana kami menuju stasiun LRT untuk ke stasiun terdekat dari SM Mall of Asia. Nama Mall of Asia ini diambil dari rekornya sebagai mall terbesar se Asia, eh masa sih? makanya saya penasaran banget sebesar apa mall ini. Apalagi setelah mendengar cerita Rieska kalau di mall ini terdapat pantai dan bisa lihat sunset. hfff ngalahin ancol!
World Globe in SM Mall of Asia |
Sekali naik LRT di line 1, dan sekali naik jeepneys tujuan Mall of Asia, akhirnya kami sampai disana. Disambut oleh globe raksasa seperti di universal studio, namun bedanya globe disana hanya sebuah kerangka saja. Ya, ini lah liburan sambil ngeMall. Haha.. entah kenapa mall itu dikatakan terbesar se Asia, tapi memang sih jalan disana bikin gempor. Kelebihan lainnya di mall itu adalah ada playground, dimana ada mainan untuk anak anak, dan ada bianglala nya juga. Cafe outdoor yang memutarkan lagu lagu spanyol juga turut menghibur di tengah sore dengan angin pantai yang semriwing. brrr….. Sambil nunggu pantai, saya dan Rieska ngobrolin tingkah laku orang filipina yang mengocok perut. Mulai dari makan nasi pake pisang lah, sambel pisang lah, lagu rosalinda yang masih sering diputar, dan kelakuan kocak lainnya.
Menanti sunset di Mall of Asia |
Hari itu ditutup oleh sunset di halaman belakang Mall of Asia. Terasa sempurna karena matahari benar benar bulat ketika terbenam di Manila Bay. Kemudian, saya dan Rieska berpisah di terminal jeepneys. Dia balik ke dorm nya, dan saya langsung ke Bandara. Jarak ke bandara memang deket banget, tapi macet sore itu bikin mules banget. Saya takut ketinggalan pesawat lagi. Alhasil setelah turun dari jeepneys, saya lari lari menuju check in counter Cebu Pacific dan hffmm untung lah…..
Kerinduan saya ngobrol pake bahasa Indonesia benar benar tersalurkan setelah saya bertemu junior saya itu, ditambah ngegosipin kelakuan orang filipin yang bikin ketawa sampe isi perut mau keluar. Semua kejutan yang diberikan bikin perjalanan ini menjadi amazing race dan tentu trip philippine express, yang benar benar express!
Semoga saya bisa balik lagi ke Manila dan pelosok Filipina lainnya di tahun ini. Semoga!
Kok fotonya nggak nampak, bro? ._.
oh iya, maaf ya nanti di re-upload 🙂
wah, saya kemarin sempat meniatkan mau ke Black Nazarene Church & San Sebastian. Tapi karena udah terlalu lelah terbang dari Medan-Kuala Lumpur-Singapore-Manila dalam 24 jam dilanjut keliling Intramuros dan Rizal Park serta terseast-sesat di Chinawotn, jadilah niat berkunjung ke 2 gereja tadi ditunda dan kami kembali ke Apartele di Makati. Biarpun semrawut, tapi kangen juga dengan Mnaila
berasa orang paling keren ya terbang seharian gitu, disisi lain emang capeknya kerasa bgt haha
anyway jalanan di Manila memang ngebingungin, dan moda transportasinya juga.. rasa kangen sama Manila selalu dateng. apalagi kangen dengerin orang lokal nya ngomong tagaloh :p