Lompat ke konten

Bukit-bukit Coklat yang Unyu

Bohol Island! Dulu ketika SMA (2006) saya pernah melihat liputan mengenai sebuah tempat wisata yang unik, terletak di Filipina. Ternyata tempat itu bernama Chocolate Hills. Barulah akhir-akhir ini saya mulai lebih engeh dengan Chocolate Hills, yang kemudian tahu kalau tempat ajaib ini terletak di Pulau Bohol, wilayah Central Visayas, atau bagian tengah Filipina.

 

Chocolate Hills adalah sebuah kejadian geologis yang tidak biasa. Terdapat sekitar 1776 bukit bukit dan tersebar di area seluas 50 KM persegi. Nah, bukit-bukit tersebut diselimuti oleh rerumputan yang jika pada musim kering akan berubah warna menjadi kecoklatan. Dari sanalah tempat tersebut dinamakan Chocolate Hills.  Chocolate hills ini ternyata memang telah menjadi atraksi yang terkenal bagi para wisatawan. Saking terkenalnya, tempat tersebut sampai dijadikan simbol di dalam bendera provinsi (Bohol). Selain itu, Chocolate Hills pun telah masuk ke dalam UNESCO World Heritage list.
Untunglah, walaupun saya kurang dalam riset di internet mengenai akses perjalanan di Bohol namun teman atau host saya di Cebu telah memberikan mini guide mengenai perjalanan singkat saya di Bohol. Tampaknya pula, tampang Filipina saya ini cukup membantu dalam hal menjauhkan dari calo-calo dan penipu di pelabuhan dan terminal. Saya pun mendapatkan harga yang manusiawi di dalam setiap bertransaksi.
Untuk menuju Chocolate Hills, kita bisa menggunakan bus dari terminal kota Tagbilaran. Untuk menuju terminal dari pelabuhan, cobalah bentor atau tricyclel. Well, kamu juga bisa mencapai kota Tagbilaran dengan menggunakan pesawat dari Manila, setidaknya ada dua hingga tiga maskapai yang melayani penerbangan dalam rute tersebut.
Nah, dari terminal kota Tagbilaran, saya naik bus tujuan Carmen. Sebenernya saya bingung itu bisa disebut bus atau a giant jeepneys. Masalahnya dari bentuknya saja menyerupai jeepneys yang berbeda hanya formasi tempat duduknya seperti bus. Terus di kendaraan tersebut tidak ada jendelanya, melainkan kosong melompong, jadi super duper angin sepoi sepoi menerpa wajah dan badan selama perjalanan. Untunglah perjalanannya melewati pantai dan membelah hutan-hutan. Jadi terasa sejuk dan banyak pemandangan yang bikin segar mata.
Perjalanan kurang lebih ditempuh selama satu setengah jam, ditambah waktu ngetemnya jadi dua jam. Walaupun jalan sendirian dan kebanyakan bengong lantaran ga ada temen ngobrol, tapi saya sangat menikmati perjalanan panjang itu. Saya lebih banyak merasakan kenikmatan yang diberikan oleh alam di Pulau Bohol ini. Kenek bus tersebut juga baik banget. Dia tidak protes ketika saya membayar bus seharga 60peso (Rp. 12.000) dengan uang 500peso (Rp. 100.000) dan tidak mencoba untuk menaikkan harga bus tersebut (eh ini gara-gara filipino look a like)
Gundukan bukit coklat di kejauhan.
Ketika turun bus, ternyata saya punya barengan untuk menuju Chocolate Hills. Awalnya sih sok kenal sok deket aja dan dia rada ga enak gitu nanggepinnya hingga kemudian saya bilang saya bukan orang Filipina, baru dia pasang tampang welcome. Akhirnya saya punya guide lokal deh selama jalan-jalan di Bohol. Namanya John Barry, dipanggil Jb, seorang mahasiswa tingkat akhir yang kuliah di La Salle jurusan Arsitektur. Ternyata dia baru terbang dari Manila juga sehari sebelum saya datang ke Cebu. Berkat ketemu dia, saya jadi tak perlu pura-pura gagu lagi kalau berkomunikasi dengan orang lokal, karena saya cukup ngomong dengan bahasa Inggris ke Jb dan biarkan dia yang menerjemahkannya dengan orang lokal tersebut.
Kayak apa ayo bentuknya? :p
Chocolate Hills, Bohol, FIlipina
Dari pintu masuk Chocolate Hills kita mesti sedikit berjalan menanjak menuju view point. Ada pun ojek jika kita mau mengeluarkan 20 peso setiap orangnya (ojeknya bonceng tiga lho padahal jalanan menanjak 60 derajat). Berhubung ingin hemat dan kebetulan ada teman ngobrol juga, jadi saya dan Jhibi sok-sok-an tracking cupu di jalan beraspal yang menanjak menuju view point Chocolate Hills.
Sampai setengah perjalanan, kami sudah bisa melihat pemandangan yang spektakuler. Gundukan bukit-bukit unyu yang menyebar. Langsung lah kami foto-foto dan kali ini saya punya teman untuk berbagi tolong foto-memfoto. Sayangnya, siang itu lagi terik-teriknya dan langitnya tidak terlalu cerah. Jadi mood untuk foto ngedrop!  disamping itu, rasanya lebih asik untuk menikmati pemandangan yang ada.
Chocolate Hills
Ke mana pun arahnya kita melihat, kita akan bertemu dengan pemandangan yang sama. Bukit, bukit, bukit, dan bukit unyu. Walaupun saat itu bukan musimnya rumput-rumput mengering, dan bukit tersebut tidak berwarna coklat tapi saya cukup puas menikmati keajaiban fenomena geologis tersebut. Akhirnya wishlist saya tercapai juga. Dari awalnya penasaran karena liputan di TV (dengan muka inosen ingin kesana) tapi bisa kesampaian juga.
-6106

11 tanggapan pada “Bukit-bukit Coklat yang Unyu”

  1. Hallo Febry, menarik dan postingannya mengenai Bohol. Bulan depan saya ada rencana travel ke Phillipine termasuk Bohol. Saya berangkat melalui Cebu, Mohon infonya kalau untuk Fast Ferry dari Cebu ke Tagbilaran, kita besi beli ticketnya di Cebu Pier or harus beli online terlebih dahulu.

    Terima kasih
    Dialdo Siahaan

    1. Febry – 🌎

      Kalo gak salah, kalo bisa beli tiketnya sehari sebelum akan jauh lebih murah atau ada diskon, cuma gak tau bisa dibeli online atau engga. Beli langsung di Cebu Pier pun bisa kok. Waktu itu 500 peso sekali jalan.

  2. meidianakusuma – i'm just ordinary girl who live in extraordinary world.

    astaga tadi tuh gue pikir foto yg ada di link FB semacam tumpukan jerami, ternyata beneran bukit yah?
    cakeepp bener
    pilipin udah masuk bucketlist aku nih, pengen banget ke Cagayan de Oro 😀

    bt si giant jeepney mirip mobilnya scoobydoo yahh 🙂
    nanti kalo gue mau ke pilipin nanya-nanya transportasinya sama lo aja ahh 😀

    1. Febry – 🌎

      super amazing emang ini si bukit cokelat.
      btw ngapain ke Cagayan de Oro? beli tanah? di sana tanah lagi murah loh abis kena topan #oot
      sip lah! ditunggu..

  3. omnduut – Palembang – Bankir sesat. Pecinta buku & film yang bermimpi bisa jadi pengusaha serta bisa keliling dunia ini mengidap mamamholic sejak kecil. Sekarang tengah berjuang mewujudkan sebuah mimpi : menjadi penulis.

    Soal seberapa unyunya, harus dibuktikan secara langsung ya Feb *Bismillah, perkataan adalah doa :)* Dari postcard aja udah sebagus gitu, apalagi liat langsung. Bisa-bisa aku melongo sejam 😀

  4. nice place..

    saya baru lihat documentary mengenai chocolate hill di travel & living channel.sangat menarik, punya impian ke sana.

    cuma satu aje persoalan saya, dari segi keselamatan di sana bagaimana ya especially penerimaan local people terhadap muslim tourist?

    *salam kenal dari saya

    1. Ari Azhari

      ikutan nimbrung ya,
      soal keamanan dan orang lokal, menurut saya Philippines ini gak jauh beda dengan Thailand. Orang-orangnya easy going dan antusias kalau sama wisatawan. Selama 10 hari di sana gak ada halangan berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka. Begitu dibilang dari Indonesia, pada nanya-nanya tentang Bali, kemudian petugas bea cukai di Ninoy Aquino Airport pun langsung bilang “Assalamu’alaikum, My son from Indonesia”. Seru deh pokoknya.

      Brtw, Salam kenal ya 🙂

      1. Febry – 🌎

        Yep, salam kenal juga 🙂 asik nambah teman blogging
        iya bener banget, mereka welcome kok. hanya saja kita harus bilang dulu asal kita, biar ga dibilang orang lokal sombong yg berbahasa inggris hehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.